Perbedaan Shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sahabat Onlineku. Dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas perbedaan antara shalat Tarawih yang dilakukan oleh dua organisasi besar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Shalat Tarawih merupakan ibadah shalat malam yang difardhukan pada bulan Ramadhan. Meskipun tujuannya sama, yaitu mendapatkan pahala dan berdoa agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT, terdapat perbedaan dalam pelaksanaan dan tata cara shalat Tarawih antara NU dan Muhammadiyah.
Perbedaan Shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah | |
---|---|
Metode Penyusunan Alquran | 📚 |
Jumlah Rakaat | 🌙 |
Penyusunan Doa Qunut | 🙏 |
Penyusunan Tilawah | 🎙️ |
Penyimpangan dalam Shalat Tarawih | ❌ |
Kelebihan Shalat Tarawih NU | ✨ |
Kelebihan Shalat Tarawih Muhammadiyah | ✨ |
Metode Penyusunan Alquran
Pada shalat Tarawih NU, metode penyusunan Alquran yang digunakan adalah metode Hafalan dan Turun Temurun. Hal ini berarti Alquran yang digunakan dalam shalat Tarawih berasal dari generasi sebelumnya yang dihafal secara turun temurun. Sedangkan dalam Muhammadiyah, metode penyusunan Alquran yang digunakan adalah metode Musyawarah dan Ijma’.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat dalam shalat Tarawih NU adalah 20 rakaat, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan amalan yang dilakukan oleh para Sahabat beliau. Sedangkan dalam Muhammadiyah, jumlah rakaat dalam shalat Tarawih adalah 8 rakaat, yang didasarkan pada pendapat yang diambil dari Imam Syafi’i.
Penyusunan Doa Qunut
Doa Qunut yang digunakan dalam shalat Tarawih NU dilakukan pada setiap rakaat ketiga pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Doa Qunut berupa doa untuk kebaikan dan keselamatan umat Islam. Sedangkan dalam shalat Tarawih Muhammadiyah, doa Qunut tidak dibaca secara berjamaah dan disunnahkan membacanya sendiri setelah ruku’ pada rakaat terakhir shalat Witir.
Penyusunan Tilawah
Penyusunan tilawah dalam shalat Tarawih NU mengacu pada tilawah yang umum di Indonesia, yaitu mengikuti bacaan huruf Arab dengan tuntunan Tajwid. Sedangkan dalam shalat Tarawih Muhammadiyah, tilawah dilaksanakan dengan menggunakan bacaan bertarjamah atau terjemahan bahasa Indonesia.
Penyimpangan dalam Shalat Tarawih
Selain perbedaan di atas, terdapat juga beberapa penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat Tarawih baik di NU maupun Muhammadiyah. Penyimpangan tersebut antara lain adalah melakukan rukun shalat pelan-pelan, membaca doa untuk orang-orang yang lewat di belakang mereka, meminta bantuan pada orang yang menduduki posisi imam, dan lain sebagainya. Penyimpangan ini sebaiknya dihindari karena dapat mempengaruhi kekhusyukan dan keberkahan dalam melaksanakan shalat Tarawih.
Kelebihan Shalat Tarawih NU
Shalat Tarawih NU memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah metode menyusun Alquran yang menggunakan hafalan turun-temurun, jumlah rakaat yang mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, mengajarkan bacaan tilawah dengan mengikuti tuntunan Tajwid, dan adanya doa Qunut yang dibaca bersama-sama untuk meningkatkan keberkahan shalat Tarawih tersebut.
Kelebihan Shalat Tarawih Muhammadiyah
Pada sisi lain, shalat Tarawih Muhammadiyah juga memiliki kelebihan, seperti jumlah rakaat yang lebih sedikit yang memungkinan jamaah lebih cepat mengikuti shalat, penggunaan tilawah dengan terjemahan bahasa Indonesia yang memungkinkan jamaah lebih memahami makna dari ayat-ayat Alquran yang dibacakan, dan fleksibilitas untuk membaca doa Qunut sendiri setelah rakaat terakhir shalat Witir.
FAQ
1. Apakah shalat Tarawih wajib dilakukan dalam bulan Ramadhan?
Shalat Tarawih tidak termasuk dalam shalat wajib, namun memiliki nilai pahala yang sangat besar jika dilakukan secara ikhlas dan khusyuk.
2. Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat Tarawih NU?
Di NU, shalat Tarawih dilakukan dengan cara membaca Alquran secara berjamaah, dimulai dari awal hingga akhir. Setiap rakaat dilakukan dengan bacaan surah-surah pendek dari Alquran.
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat Tarawih Muhammadiyah?
Dalam Muhammadiyah, shalat Tarawih dilakukan dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, yaitu 8 rakaat. Selain itu, tilawah dilakukan dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia.
4. Apakah doa Qunut dibaca dalam setiap rakaat shalat Tarawih?
Di NU, doa Qunut dibaca dalam setiap rakaat ketiga pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sedangkan di Muhammadiyah, doa Qunut tidak dibaca secara berjamaah.
5. Mengapa jumlah rakaat shalat Tarawih NU berbeda dengan Muhammadiyah?
Jumlah rakaat shalat Tarawih dalam NU mengacu pada tuntunan Rasulullah SAW dan amalan para Sahabat, sedangkan dalam Muhammadiyah mengikuti pendapat dari Imam Syafi’i.
6. Apakah penyimpangan dalam shalat Tarawih diperbolehkan?
Penyimpangan dalam shalat Tarawih sebaiknya dihindari, karena dapat mengganggu kekhusyukan dan keberkahan dalam melaksanakan ibadah tersebut.
7. Mengapa penyusunan Alquran dalam shalat Tarawih NU berbeda dengan Muhammadiyah?
Penyusunan Alquran dalam shalat Tarawih NU mengikuti metode Hafalan dan Turun Temurun, sedangkan dalam Muhammadiyah menggunakan metode Musyawarah dan Ijma’.
Kesimpulan
Setelah mengetahui perbedaan antara shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah, kita dapat melihat bahwa kedua organisasi memiliki pandangan dan metode yang berbeda dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Namun, yang terpenting adalah niat kita dalam melaksanakan shalat Tarawih, yaitu untuk mendapatkan pahala dan berdoa agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas shalat Tarawih kita, tidak hanya dalam jumlah rakaat dan metode pelaksanaan, tetapi juga dalam khusyuk dan kesungguhan hati.
Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang shalat Tarawih dalam konteks kedua organisasi tersebut. Jangan lupa untuk selalu menjaga keberkahan ibadah kita dan berdoa agar kita semua dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar. Terima kasih atas perhatiannya.
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Disclaimer: Artikel ini hanya bertujuan memberikan informasi tentang perbedaan shalat Tarawih di NU dan Muhammadiyah berdasarkan penelitian dan kepercayaan yang ada. Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih dan meyakini metode pelaksanaan shalat Tarawih sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Mohon menghormati perbedaan dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dalam beragama.