Ikterus Fisiologis dan Patologis, Apa Bedanya?
Sahabat Onlineku, dalam dunia medis, ikterus merupakan kondisi yang ditandai dengan warna kuning pada kulit, selaput lendir, dan bagian putih mata akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin merupakan zat hasil dari pemecahan sel darah merah yang dihasilkan di hati. Namun, ternyata tidak semua ikterus memiliki penyebab yang sama. Ada dua jenis ikterus yang umum ditemui, yaitu ikterus fisiologis dan ikterus patologis. Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara keduanya secara detail.
Pendahuluan
Ikterus merupakan kondisi yang sering ditemui pada bayi baru lahir, namun juga bisa terjadi pada orang dewasa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ikterus terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Pada bayi baru lahir, peningkatan kadar bilirubin seringkali secara fisiologis karena sistem metabolisme mereka yang masih belum sempurna. Namun, pada beberapa kasus, ikterus juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Untuk membedakan antara ikterus fisiologis dan patologis, berikut adalah beberapa poin penting yang perlu kita ketahui:
1. Definisi dan Penyebab
Ikterus fisiologis adalah kondisi ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir sebagai respons terhadap perubahan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Penyebab utamanya adalah adanya peningkatan produksi bilirubin dan lambatnya proses eliminasi bilirubin oleh hati. Di sisi lain, ikterus patologis adalah kondisi ikterus yang terjadi akibat ada masalah yang mendasari seperti peningkatan penghancuran sel darah merah, kelainan pada hati atau saluran empedu, atau masalah pada proses eliminasinya.
☝️ Banyaknya bilirubin yang meningkat menyebabkan terjadinya ikterus pada bayi baru lahir karena sistem metabolisme mereka belum sempurna. Pada kasus ikterus patologis, ada masalah yang mendasarinya, seperti masalah pada hati atau saluran empedu. ☝️
2. Waktu Kemunculan
Ikterus fisiologis sering kali muncul setelah 24 jam kelahiran dan mencapai puncaknya pada hari ke-3 atau ke-4 setelahnya. Setelah itu, kadar bilirubin akan mulai turun dengan sendirinya. Sementara itu, ikterus patologis dapat muncul dalam waktu 24 jam pertama kelahiran atau lebih lama kemudian. Munculnya ikterus patologis pada waktu yang lebih dini bisa menjadi indikasi adanya masalah serius pada bayi.
☝️ Ikterus fisiologis seringkali muncul sekitar 24 jam setelah kelahiran dan mencapai puncaknya pada hari ke-3 atau ke-4. Sementara itu, ikterus patologis bisa muncul lebih awal dengan indikasi masalah serius pada bayi. ☝️
3. Tingkat Keparahan
Pada umumnya, ikterus fisiologis memiliki tingkat keparahan yang ringan hingga sedang. Tingkat bilirubin pada bayi dengan ikterus fisiologis jarang melebihi 25 mg/dL. Di sisi lain, ikterus patologis sering kali memiliki tingkat keparahan yang tinggi. Tingkat bilirubin pada bayi dengan ikterus patologis bisa mencapai angka yang lebih tinggi dari 25 mg/dL, bahkan bisa mencapai angka yang membahayakan kesehatan.
☝️ Ikterus fisiologis umumnya memiliki tingkat keparahan yang ringan hingga sedang, sedangkan ikterus patologis sering kali memiliki tingkat keparahan yang tinggi. ☝️
4. Gejala yang Ditimbulkan
Pada ikterus fisiologis, gejala yang umum terjadi adalah kulit, mata, dan selaput lendir yang berwarna kuning. Selain itu, bayi cenderung aktif, memiliki nafsu makan yang baik, serta buang air besar dan kecil secara normal. Pada ikterus patologis, gejala yang ditimbulkan tidak hanya berupa kulit, mata, dan selaput lendir yang berwarna kuning, tetapi juga disertai dengan gejala seperti bayi yang lesu, tidak nafsu makan, buang air besar dan kecil tidak normal, serta dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.
☝️ Gejala ikterus fisiologis meliputi kulit yang kuning, mata yang kuning, dan bayi yang aktif dengan nafsu makan yang baik. Gejala ikterus patologis meliputi kulit yang kuning, mata yang kuning, bayi yang lesu, tidak nafsu makan, serta buang air besar dan kecil yang tidak normal. ☝️
5. Durasi Penyakit
Pada ikterus fisiologis, penyakit ini umumnya bersifat sementara dan akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu. Sementara itu, ikterus patologis membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Durasi penyakit dapat berbeda-beda tergantung dari penyakit yang mendasari.
☝️ Ikterus fisiologis umumnya bersifat sementara dan pulih dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu, sementara ikterus patologis membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. ☝️
6. Pengobatan yang Direkomendasikan
Pada ikterus fisiologis, tidak diperlukan pengobatan khusus. Merangsang bayi untuk makan lebih sering, terutama ASI, dapat membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah. Pada ikterus patologis, pengobatan harus disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya. Terapi fototerapi dan penggunaan obat-obatan yang membantu pengeluaran bilirubin dapat diberikan untuk mengatasi kondisi ini.
☝️ Pengobatan ikterus fisiologis tidak diperlukan, namun merangsang bayi untuk makan lebih sering dapat membantu mengurangi kadar bilirubin. Pada ikterus patologis, pengobatan harus disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi fototerapi dan penggunaan obat-obatan dapat diberikan untuk membantu pengeluaran bilirubin. ☝️
7. Risiko Komplikasi
Risiko komplikasi pada ikterus fisiologis sangat jarang terjadi. Pada ikterus patologis, risiko komplikasi yang mungkin terjadi adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin yang tinggi (jaundice kernikterus). Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pengobatan yang tepat untuk ikterus patologis guna mencegah komplikasi yang lebih serius.
☝️ Risiko komplikasi biasanya rendah pada ikterus fisiologis, sementara ikterus patologis dapat menyebabkan kerusakan otak pada bayi (jaundice kernikterus). ☝️
Tabel Perbedaan Ikterus Fisiologis dan Patologis
Ikterus Fisiologis | Ikterus Patologis | |
---|---|---|
Definisi dan Penyebab | Terjadi pada bayi baru lahir, respons terhadap perubahan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin, peningkatan produksi dan lambatnya eliminasi bilirubin di hati | Terjadi akibat masalah mendasar seperti peningkatan penghancuran sel darah merah, kelainan hati atau saluran empedu, atau masalah pada eliminasi bilirubin |
Waktu Kemunculan | Muncul setelah 24 jam kelahiran dan mencapai puncak pada hari ke-3 atau ke-4 setelahnya | Dapat muncul dalam 24 jam pertama kelahiran atau lebih lama kemudian |
Tingkat Keparahan | Ringan hingga sedang, jarang melebihi 25 mg/dL | Tinggi, bisa melebihi 25 mg/dL hingga mencapai angka yang membahayakan kesehatan |
Gejala yang Ditimbulkan | Kulit, mata, dan selaput lendir berwarna kuning, bayi aktif dengan nafsu makan baik | Kulit, mata, dan selaput lendir berwarna kuning, bayi lesu, tidak nafsu makan, buang air besar dan kecil tidak normal, penurunan berat badan yang signifikan |
Durasi Penyakit | Bersifat sementara dan pulih dalam waktu kurang dari dua minggu | Membutuhkan penanganan medis sesuai dengan penyakit yang mendasarinya |
Pengobatan yang Direkomendasikan | Tidak diperlukan, merangsang bayi untuk makan lebih sering dapat membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah | Pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab, fototerapi dan obat-obatan yang membantu pengeluaran bilirubin dapat diberikan |
Risiko Komplikasi | Jarang terjadi | Risiko komplikasi berupa jaundice kernikterus dapat terjadi |
FAQ tentang Ikterus dan Perbedaannya
1. Apa yang dimaksud dengan ikterus fisiologis?
Ikterus fisiologis adalah kondisi ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir sebagai respons terhadap perubahan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Penyebab utamanya adalah adanya peningkatan produksi bilirubin dan lambatnya proses eliminasi bilirubin oleh hati.
2. Apa yang membedakan ikterus fisiologis dengan ikterus patologis?
Ikterus fisiologis terjadi secara alami dan bersifat sementara, sedangkan ikterus patologis terjadi akibat masalah mendasar seperti peningkatan penghancuran sel darah merah, kelainan hati atau saluran empedu, atau masalah pada eliminasi bilirubin. Ikterus patologis seringkali membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif.
3. Kapan ikterus fisiologis biasanya muncul?
Ikterus fisiologis biasanya muncul setelah 24 jam kelahiran dan mencapai puncaknya pada hari ke-3 atau ke-4 setelahnya. Setelah itu, kadar bilirubin akan mulai turun dengan sendirinya.
4. Apa gejala yang ditimbulkan oleh ikterus fisiologis?
Gejala ikterus fisiologis meliputi kulit, mata, dan selaput lendir yang berwarna kuning. Bayi dengan ikterus fisiologis cenderung aktif, memiliki nafsu makan yang baik, serta buang air besar dan kecil secara normal.
5. Bagaimana mengobati ikterus fisiologis?
Tidak diperlukan pengobatan khusus untuk ikterus fisiologis. Merangsang bayi untuk makan lebih sering, terutama ASI, dapat membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah.
6. Apakah ikterus patologis berbahaya?
Ikterus patologis dapat berbahaya jika tidak segera ditangani. Risiko komplikasi yang bisa terjadi adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin yang tinggi (jaundice kernikterus).
7. Apa yang perlu dilakukan jika bayi mengalami ikterus patologis?
Apabila bayi mengalami ikterus patologis, sebaiknya segera mencari pengobatan medis yang tepat. Terapi fototerapi dan penggunaan obat-obatan yang membantu pengeluaran bilirubin dapat diberikan untuk mengatasi kondisi ini.
Kesimpulan
Pada dasarnya, perbedaan antara ikterus fisiologis dan ikterus patologis terletak pada penyebab, waktu kemunculan, tingkat keparahan, gejala, durasi penyakit, pengobatan, dan risiko komplikasi yang ditimbulkannya. Ikterus fisiologis umumnya bersifat sementara dan pulih dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu, sedangkan ikterus patologis membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif.
Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara ikterus fisiologis